Kamis, 05 Mei 2011

logo-logo


tampilan logo-logo. Untuk tag line bisa dibuat sesuai dengan visi misi perusahaan

Logo Qyudos

Warna lain dari tampilan kartu nama

Logo Qyudos

Aplikasi logo ke dalam kartu nama...

Senin, 22 November 2010


Tangga dr sini masih bisa memungkinkan
asal trap awal masuk di kurangi, sehingga akan berpengaruh pada tinggi bordes ke lantai dan resikonya void akan memanjang ke tengah....

masjid

masjid

Minggu, 20 Juni 2010

Variasi Batu Andesit

Interior Ruangan

Tampak Renovasi Rumah

Ruko 3 D dengan SketchUp

Setelah kesulitan ada kemudahan ...
Telah lama saya impikan bagaimana mewujudkan gambar dua dimensi menjadi 3 dimensi dengan mudah dan tidak ribet.... ternyata dari software yang kata orang sederhana ini menghasilkan yang luar biasa. SketchUp telah memudahkan saya bermain-main dengan tiga dimensi.....

Jumat, 28 November 2008

Designerpreneur

Entrepereneur adalah kata yang sering kita lihat atau kita dengar, baik di televisi maupun di radio bahkan juga di spanduk atau selebaran yang menawarkan pelatihan. Sekarang banyak kata atau istilah yang dihubungkan dengan kata entrepreneur seperti Mompreneur, muslimpreneur,.. dan yang terakhir yang saya dengar adalah Designpreneur! Sangat menarik untuk dibahas disini, karena selama ini saya sehari-hari bergelut dengan dunia desain. Menjenuhkan memang, tapi selama ini masih bisa disiasati. Yang menarik disini adalah berbicara masalah value atau nilai, yang memang sering kita lupa atau kita lupakan. Untuk beralih dari desainer ke designpreneur masalah value ini harus kita perhatikan sekali. Menurut salah seorang pakar desain dan juga seorang dosen Desain Grafis di Jakarta Mendiola B. Wiryawan bahwa value ini sangat berhubungan dengan brand dan branding. …Desainer atau perusahaan desain harus melakukan Branding, sebuah harga mutlak! Desainer harus menciptakan sebuah nilai. Inilah yang saya kira menjadi dasar seorang designpreneur! Designpreneur adalah desainer yang bisa menciptakan nilai, terutama nilai ekonomi!

Lalu bagaimanakah sesuatu bisa mempunyai value?

Desainer pada dasarnya memang adalah seorang pencipta keindahan, dan keindahan inilah sebuah nilai. Nilai keindahan ini bisa diterjemahkan ke dalam nilai kepuasan, pencapaian diri, nilai ekonomi, dsb. Tapi seringkali nilai ini berbeda antara desainer dan klien, yang menyebabkan tidak akurnya klien dan desainer. Desainer menyalahkan klien tidak punya taste, kampungan, sok tahu. Klien menyalahkan desainer sok jual mahal (“Kerjain gini gua juga bisa”), keras kepala, tidak bisa diatur, sok tahu. Sebenarnya dari masalah tadi terlihat jelas bahwa masalah sebenarnya bukan pada objek desain karya desainer. Di balik hubungan desainer dan klien banyak hal yang mengarah pada berbedanya standar nilai dari desainer dan klien. Ada perbeedaan harapan antara desainer dan klien. Seorang desainer atau perusahaan desain hebat yang sanggup menempatkan diri di posisi teratas dalam bisnis adalah desainer yang sanggup mengkomunikasikan nilai, baik nilai dirinya maupun perusahaannya, dan mampu menerjemahkan nilai tadi menjadi bahasa yang sama dengan kebutuhan klien. Untuk itulah diperlukan pemahaman yang mendalam terhadap harapan ’nilai’ ini dari kedua belah pihak. Demikian lanjut pendapat Mendiola B. Wiryawan.